Friday, April 04, 2014

Cuap Cuap

Saya hanyalah seorang manusia yang hanya ingin mengungkapkan apa yang ada didalam hati saya mengenai Tuhan dan Agama, saya tidak menginginkan perdebatan, permusuhan ataupun perselisihan. Marilah kita merenung bersama, dan mencari kebenaran akan Tuhan dan kebenaran luhur akan ajaran setiap Agama, dan saya tidak mengatakan jika ada pendapat saya yang tertulis disini adalah yang benar, karena saya mengetahui bahwa saya tidak mengetahui apapun.

Sering kali jika berbicara tentang Tuhan kita akan mewujudkannya terhadap masing masing kepercayaan yang kita anut, apapun pendapat kita bila kita hanya mencari perbedaan dan mengutamakan keegoisan persepsi maka kita hanya akan terbentur dengan perselisihan. Mari kita coba mencari Tuhan dengan kesatuan universal dan tidak memandang dogma Agama kita masing masing terhadap apa itu Tuhan.

Tuhan yang saya maksud disini adalah Tuhan yang universal, bukan Tuhan yang dibedakan dengan Nama-Nya, banyak saya melihat munculnya perselisihan hanya karena perbedaan nama Tuhan, sungguh hal yang menggelikan. Seperti bila kita bertanya pada orang Amerika, “Do you know “Tuhan”?’ maka dia akan menjawab : ‘No, but i believe in “God”’. Tuhan, God, Allah, Yahwe, Gusti dan masih banyak lagi sebutan untuk Tuhan yang universal sebanyak jumlah bahasa yang ada didunia ini. Lucunya saya sering kali mendengar pembicaraan diantara 2 penganut kepercayaan mengatakan hal seperti : “ Tuhan di saya………” atau “ Inilah hebatnya Tuhan saya”, seolah mereka berbicara mengenai Tuhan yang berbeda.

Sampai saat ini berbagai deskripsi mengenai Tuhan, tetapi secara garis besar yang menjadi perdebatan adalah antara Tuhan yang sebagai sesosok pribadi/materi dan Tuhan yang tidak berwujud secara pribadi/ materi. Saya tidak akan membahasnya disini.

Sekarang saya mencoba mengajak kita semua untuk menjadi orang bodoh yang tidak mengerti mengenai ajaran agama apapun mengenai apa atau siapa itu Tuhan. Yang saya ketahui bahwa semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang sama jika memang diciptakan, atau bersumber dari asal yang sama. Jika kita percaya penciptaan Adam dan Hawa maka kita juga percaya bahwa kita adalah bersumber dari leluhur yang sama yaitu Adam dan Hawa maka berarti kita adalah saudara. jika kita berasal dari cahaya dan merupakan percikan dari Illahi maka kita juga bersumber dari yang sama, apapun deskripsinya di tiap Agama menunjukkan bahwa kita adalah sama, Tuhan kamu adalah Tuhan saya, Asal usul kamu adalah sama dengan saya, pencipta kamu adalah pencipta saya juga.

Manusia, Ciptaan yang paling mulia, percikan Illahi, diciptakan menyerupai diri-Nya, apapun yang telah disebutkan ditiap kepercayaan telah menunjukkan sebuah simbol dimana kita harus menghormati dan menghargai sesama manusia (khususnya), karena dengan begitu kita telah menunjukkan rasa hormat kita dan kasih kita terhadap Yang Esa.

Lantas apa yang membuat kita berbeda? Agama. Ya, Agama-lah yang membuat kita berbeda, perbedaan yang kita buat sendiri, perbedaan yang diciptakan oleh manusia, bukan Tuhan. Agama diajarkan oleh leluhur kita Nabi Muhammad SAW, Yesus Kristus, Siddharta Gautama adalah untuk membimbing manusia menjadi baik, membimbing manusia menuju kepada jalan kebenaran, Tidak ada yang salah di tiap ajaran agama. Tetapi kesombongan manusia lah yang merasa diri pintar menginterpretasikan ajaran Para Mulia tersebut dengan pemikirannya sendiri sehingga kemudian terciptalah penentuan manusia kafir dan bukan kafir. Jadi siapa yang menciptakan manusia kafir?

Kafir artinya Tertutup, tertutup terhadap kebenaran, tapi kebenaran disini saya rasa adalah kebenaran universal, kebenaran mengenai kehidupan, kebenaran dalam tingkah laku, berbicara dan berpikir sebagai manusia, bukan Kebenaran menurut ajaran tertentu, Lantas mengapa kita menjadikan kafir orang yang tidak menganut agama yang sama dengan kita? Menurut saya bukan Kafir seperti itu yang diajarkan oleh Agama kita, Ajarkanlah  manusia yang jahat yang hidup dengan dosa, yang tidak memiliki Moral, bertutur kata yang tidak sopan, berperilaku yang tidak baik, merugikan atau menyakiti orang lain agar mereka kembali kepada jalan kebenaran sebagai manusia, tanpa memandang apakah agama mereka sama dengan kita atau tidak, atau memaksa mereka mengikuti agama tertentu. Apapun agamanya bila mereka bertobat, dan mau kembali kepada kebenaran sebagai seorang manusia, maka itulah sesungguhnya ajaran yang mulia yang telah membawa kesucian kepada manusia kafir, bukan meng-Agama-kan seseorang menjadi agama tertentu. Sebuah status agama tertentu pada diri seseorang tidaklah menjanjikan manusia tersebut menjadi seorang yang baik apapun agamanya.

Keanehan yang saya lihat adalah Agama sekarang dibuat oleh manusia menjadi ajang perlombaan untuk memiliki siapa yang lebih banyak umat atau pengikut. Hal yang menurut saya pribadi adalah sesuatu yang sangat tidak penting. Mari kita berlomba mengajarkan kebaikan kepada manusia, kebenaran universal, kebenaran hidup sebagai manusia.

Apakah itu kebenaran sebagai manusia? Jika kita adalah manusia maka kita pasti memiliki hati nurani, memiliki perasaan untuk tidak menyakiti sesama manusia. bahkan memiliki belas kasihan terhadap semua makhluk hidup bahkan terhadap makhluk halus. Tidak berniat merugikan siapapun, Tidak mengumbar nafsu duniawi, itulah kebenaran sebagai manusia.

Jangan melihat kelemahan ajaran dari Agama tertentu, pandanglah secara menyeluruh, jangan kita mencari kesalahan ajaran lain, hal yang paling sederhana saja kita praktekkan dimana setiap agama mengajarkannya, Berbuat baiklah terhadap sesama, dan saling mengasihi, saling membantu, kita tidak diajarkan untuk saling membunuh atau saling mencela dalam kitab suci kita masing masing.

Jauh sebelum Agama diajarkan oleh Para Nabi dan orang orang suci, manusia telah ada di semesta ini, lantas apakah mereka yang hidup sebelum agama dikenal mengenal akan Tuhan? jika tidak mengenal Tuhan apakah mereka akan tersiksa di neraka? apakah Tuhan tidak menjadi pilih kasih terhadap manusia yang hidup sebelum dan sesudah jaman para Nabi dan orang suci? lantas bisakah kita sebut Tuhan Maha Adil jika demikian? Jika Tuhan selalu mengasihi manusia maka Tuhan tidak pernah melihat perbedaan kepercayaan diantara manusia, berarti Tuhan hanya menilai perbuatan manusia tersebut, bukan menilai apa agama atau kepercayaan manusia tersebut.

Sesat adalah tidak mengetahui arah dan tujuan, lantas salahkah seseorang bila dia tersesat? bilamana seseorang tersesat dan dalam ketersesatan dia tetap berprinsip untuk hidup menjalankan nilai nilai kemanusiaan apakah Neraka juga diterimanya? Bagi saya bukan Tuhan yang memberikan surga atau neraka, tapi diri kita sendirilah yang memilih untuk itu.

Sekarang mari kita matikan pikiran kita yang penuh cabang dan selalu mencari alasan pembenaran menurut perspektif pribadi kita, dan biarkan hati nurani kita menjawab terhadap pertanyaan berikut:

  1. Siapakah makhluk mulia, seorang yang mengaku beragama dan mengakui Tuhan tetapi berperilaku sebagai manusia yang suka menyakiti sesamanya tanpa alasan baik dari segi tindakan dan ucapannya, menghukum yang tidak bersalah mengambil yang bukan miliknya, menghancurkan milik orang lain atau seorang yang tidak mengenal Tuhan dan Agama tetapi menghargai dan mengasihi sesama makhluk hidup, berdana kepada orang yang membutuhkan, berperilaku dan bertutur kata yang sopan, menjauhi segala nafsu duniawi yang tidak baik?
  2. Siapakan makhluk mulia, yang mengaku beragama dan mengakui Tuhan tetapi tidak memiliki nilai nilai kemanusiaan dalam dirinya atau seseorang yang tidak mengenal Tuhan dan tidak beragama yang memiliki nilai2 kemanusiaan dalam dirinya?

Bagi saya, Baik atau jahat seorang manusia bukanlah atas perintah Tuhan atau Iblis, itulah fungsi dari iman manusia, Iblis hanya menggoda atas perintah Tuhan untuk mencobai kekuatan iman manusia, Iblis adalah makhluk Tuhan yang paling mulia karena iblis lah makhluk Tuhan yang bersedia direndahkan serendah rendahnya dimata manusia hanya karena perintah Tuhan baginya. Jika ada yang keberatan dengan pernyataan ini kembali renungkanlah kata kata ini, “Segala sesuatu di dunia ini adalah ciptaan-Nya” berarti Iblis juga merupakan ciptaan Tuhan. Bagaimana mungkin Iblis mengalahkan Tuhan? Setan adalah dirimu sendiri, nafsumu yang berwujud menjadi setan. Jika berbuat jahat dan menyesal tidak perlu menyalahkan orang lain atau iblis, salahkan diri sendiri yang tidak mampu menahan hawa nafsu. Jadi bukan Iblis yang kita perangi tetapi nafsu diri lah yang perlu kita perangi.

Dosa adalah perbuatan jahat manusia, jika suatu aliran kepercayaan menyatakan ada penebusan dosa terhadap dirinya dan dilahirkan kembali menjadi suci dan ada pula ajaran yang menunjukkan jalan menuju kesempurnaan, maka silahkan mempercayainya jika nurani kamu menyakininya. Dan saya tidak punya nilai benar atau salah terhadap keyakinan tersebut, tetapi saya sadar 1 hal, setiap dosa yang disucikan akan kembali ternoda setiap kamu menghujat orang lain dan seterusnya akan begitu berulang, dan jalan kesempurnaan hanyalah milik mereka yang telah memiliki kesucian murni, dan tidak akan dimiliki oleh orang yang masih mencela orang lain yang berpandangan berbeda dengan dirinya. Jadi tidak perlu bagi kamu untuk mengutuk dan menghujat orang yang tidak meyakini hal itu dengan menyatakan mereka kafir dan ahli waris neraka, bukankah sesuatu yang sangat menggelikan melihat perdebatan diantara orang orang yang membela mati matian kebenaran keyakinan mereka dengan saling hujat? Apalagi memaksakan keyakinan mereka terhadap orang lain yang tidak sependapat dengan dirinya. Tidak ada satupun bukti nyata mengenai neraka dan surga disamping isi kitab suci dan kesaksian ucapan manusia yang “mengakui” pernah melihatnya, semua Agama meyakini neraka dan surga tetapi sama halnya dengan persepsi akan Tuhan, masing masing memiliki persepsi yang berbeda. Jadi tidak usah kita membahas dan berakhir dengan meributkan hal yang masih Absurd yang tidak bisa kita buktikan kebenarannya secara nyata didunia ini.

 

Bagi saya tidak ada istilah Murtad jika berpindah agama atau kepercayaan, jika satu agama lebih bisa kamu terima ajarannya dan memudahkan kamu untuk bisa menjadi lebih baik dan menemukan kebenaran sejati maka ikutilah ajaran tersebut. Murtad adalah jika kamu meninggalkan ajaran kebaikan dalam agama kepercayaan kamu dan menjalankan kehidupan yang tidak baik yang dilarang oleh agama kamu. Tuhan tidak akan pernah menghukum orang yang berpindah agama karena Tuhan tidak menganut agama tertentu. Tuhan adalah satu, Tuhan adalah Esa.

Janganlah juga mencela segala bentuk ritual keagamaan yang dijalankan oleh aliran kepercayaan lain karena kita tidak pernah mengetahui maksud dari ritual tersebut. Pemberian sesaji terhadap Arca batu, Pohon besar ataupun apapun bentuknya tidaklah selalu salah, Niat manusia melakukannya yang menentukan benar atau salahnya perbuatan tersebut. Sesaji yang diberikan dengan maksud memberikan jamuan sebagai ungkapan Terima kasih atau berteman atau sekedar menghormati keberadaan makhluk halus ditempat tersebut adalah berbeda dengan sesaji yang dimaksudkan dengan men-Tuhan-kan benda tersebut. Jangan menilai agama tertentu menyembah berhala dan berdosa sebelum kamu mengetahui arti dari pemujaan tersebut. Pemujaan baik terhadap Benda atau Nama adalah pemujaan terhadap berhala, jika kamu memuja Tuhan dalam arti ‘Nama Tuhan’ maka kamu adalah penyembah berhala juga, karena kamu hanya memuja nama tanpa mengetahui hakekat Tuhan yang sebenarnya. Benda yang berwujud dan ‘Nama’ adalah bentuk dari materi. Penghormatan setiap umat agama tertentu terhadap Nabi mereka masing2 adalah dengan tujuan yang sama. bukan men-Tuhan-kan, tetapi adalah sebagi bentuk wujud penghormatan sebagai pembimbing yang benar, baik dalam wujud benda atau nama adalah sama. Sekali lagi “Nama” dan “Benda” adalah bentuk dari materi

Saya tidak berbicara sebagai seorang Buddhist karena saya tidak memilki hak untuk itu, tetapi saya lebih ingin berbicara sebagai pribadi saya yang seorang manusia, Agama hanyalah alat atau sarana yang seharusnya memanusiakan manusia, Bukan alat yang dipakai untuk menyakiti manusia, Adakah kita mendapat ijin dari Tuhan jika kita menghukum orang lain atas nama agama kita? adakah surat tertulis dari Tuhan memberi ijin untuk itu? Jika kita ibaratkan Tuhan adalah orang tua dan kita manusia adalah anak anaknya, Anggaplah diri kamu sebagai Orang tua, dan memiliki anak anak, adakah kamu membenarkan tindakan seorang diantara anak kamu yang membunuh dan memusuhi saudaranya yang lain hanya karena berbeda prinsip dengan dirinya? adakah kamu sebagai orang tua menyanjung dan menjanjikan anak tersebut tempat yang istimewa dan mulia dihati kamu setelah dia membunuh seluruh saudaranya? kembali biarkan hati nurani kita menjawabnya.

Tidak perlu bagi kita untuk mengetahui hakekat Tuhan menurut ajaran agama orang lain, cukup kamu ketahui apakah agama orang lain mengajarkan penganutnya untuk menjadi orang yang baik atau tidak. Tidak perlu kita memusingkan apa yang disembah dan diagungkan oleh agama lain karena setiap agama memilki persepsi dan cara masing masing dalam menunjukkan rasa hormatnya terhadap Nabi dan Tuhan mereka masing masing. Tidak perlu kita menjadi sok pintar menghakimi ajaran lain karena belum tentu kita sudah benar menyelami kebenaran ajaran agama kita sendiri.

Tulisan ini tidak saya tujukan kepada Ajaran kepercayaan tertentu, tetapi saya tujukan kepada orang orang yang mengatas namakan Ajaran kepercayaan tertentu yang selalu menghakimi ajaran lain diluar ajaran kepercayaan yang dia miliki adalah salah dan manusia penganutnya adalah Kafir. Saya hanya mengenal 6 Agama/kepercayaan dan beberapa aliran spiritual/kebatinan yang ada di Indonesia, walau saya tidak mengerti paham menyeluruh tetapi sekilas yang saya ketahui adalah semuanya mengajarkan kebaikan dan nilai nilai budi dan kemanusiaan yang tinggi, yang mengajarkan manusia untuk menjadi baik. Apapun ajarannya jika mengajarkan hal yang baik yang menuntun kita untuk berperilaku hidup yang baik dan tidak berbuat jahat adalah ajaran yang benar menurut saya. Jika kamu mengaku bahwa kamu Nabi atau Malaikat atau Buddha maka bukan hak saya untuk menentang ucapan kamu dan tidak ada kekuatan saya untuk mengatakan kamu salah jika ajaran yang kamu berikan adalah kebenaran universal, bukan ajaran yang membawa keburukan untuk umat manusia.

Janganlah kita membanggakan Ajaran agama yang kita miliki dengan cara menjelekkan ajaran agama lain. Satu hal yang saya ketahui dengan pasti, kita tidak memilih untuk dilahirkan dari rahim orang tua yang beragama apa, walau setelah dewasa kita berhak memilih agama kita masing2 tetapi secara mayoritas ajaran yang telah tertanam dalam pikiran kita adalah yang berasal dari Orang tua kita.

Salam damai kepada seluruh makhluk semesta baik yang terlihat maupun tidak terlihat.

No comments: